Sorong, 17 Juli 2024 — Dinas Peternakan Kabupaten Sorong kembali meluncurkan inovasi strategis bertajuk BudiApong 3P (Budidaya Ayam Potong untuk Peternak Asli Papua) dalam kegiatan sosialisasi yang berlangsung di Balai Peternakan Distrik Aimas. Program ini dirancang sebagai upaya peningkatan ekonomi lokal berbasis pemberdayaan masyarakat asli Papua melalui sektor peternakan.
Inovasi ini menyasar kelompok peternak asli Papua di beberapa distrik seperti Klaso, Mariat, dan Mayamuk, dengan fokus pada peningkatan kapasitas dalam budidaya ayam potong skala kecil hingga menengah. Sosialisasi ini dihadiri oleh puluhan peternak lokal, tokoh adat, perwakilan OPD terkait, serta mitra lembaga pendamping peternakan.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sorong dalam sambutannya menekankan bahwa BudiApong 3P tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi ayam potong, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan peternak asli Papua yang mandiri, berdaya saing, dan mampu mengelola usahanya secara berkelanjutan. “Kami ingin agar peternakan tidak hanya menjadi sumber pendapatan tambahan, tapi menjadi profesi utama yang bermartabat bagi masyarakat Papua,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, program ini menggabungkan pendekatan pelatihan teknis, pendampingan intensif, dan dukungan sarana prasarana seperti kandang sederhana, bibit ayam, pakan, serta vitamin dan vaksin. Selain itu, peternak juga diberikan pelatihan manajemen usaha, pencatatan keuangan, dan strategi pemasaran hasil ternak.
Salah satu keunggulan dari program ini adalah penggunaan model kandang mini semi-moderen yang hemat biaya dan mudah dirakit. Kandang ini dirancang sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan lokal, serta menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh di wilayah Sorong dan sekitarnya.
Dinas Peternakan juga menggandeng tenaga penyuluh lapangan, dokter hewan, serta fasilitator dari koperasi peternak untuk memastikan setiap kelompok binaan mendapatkan pengawalan intensif selama masa pemeliharaan hingga panen. Model kolaborasi ini diyakini akan mempercepat peningkatan kapasitas dan hasil produksi para peternak.
Salah satu peserta sosialisasi, Yosias Maklew, peternak muda dari Distrik Mariat, mengungkapkan antusiasmenya terhadap program ini. “Selama ini kami beternak seadanya, kadang rugi karena tidak tahu cara rawat yang baik. Tapi lewat program ini, saya jadi tahu cara kasih pakan, jaga kebersihan, dan hitung untung rugi. Ini sangat membantu,” ungkapnya.
BudiApong 3P juga memfasilitasi akses pasar melalui kerja sama dengan pedagang ayam potong lokal, koperasi, hingga jaringan rumah makan dan pasar tradisional. Dengan sistem kontrak pembelian hasil panen, peternak tidak perlu khawatir soal pemasaran ayam yang telah dipelihara.
Program ini mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sorong yang menilai bahwa pemberdayaan masyarakat asli Papua melalui sektor ekonomi produktif seperti peternakan merupakan langkah konkret dalam mewujudkan keadilan sosial dan kemandirian ekonomi. Ke depan, BudiApong 3P direncanakan diperluas ke distrik-distrik lain dengan potensi peternakan serupa.
Dinas Peternakan juga menargetkan agar kelompok peternak binaan dapat membentuk koperasi ternak mandiri dalam dua tahun ke depan, sebagai wadah bersama untuk mengatur produksi, distribusi, dan pengelolaan keuntungan secara adil dan transparan. Pendampingan kelembagaan menjadi bagian penting dari rencana lanjutan program ini.
Dengan peluncuran inovasi BudiApong 3P, Dinas Peternakan Kabupaten Sorong menegaskan komitmennya dalam menciptakan ekosistem peternakan rakyat yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis kearifan lokal. Inovasi ini diharapkan menjadi titik tolak bangkitnya ekonomi kerakyatan Papua dari desa menuju kemandirian daerah.